Sunday 8 May 2011

Our School Programme

-          Special Week TKIT Darul Abidin “ I am an Indonesian”
-          Tabligh Akbar bersama The Ninih Mutmainah, S.Pd.
-          Kunjungan Observasi dari Thailand
-          Kunjungan Observasi dari SDIT Al Musyarofah Jakarta
-          Kunjungan Observasi dari TK Aulady Palembang
-          Ujian Sekolah SDIT Darul Abidin
-          Smart Camp Kelas 5 SDIT Darul Abidin
-          Ujian Akhir Nasional SMPIT Darul Abidin

Kegiatan di atas adalah kegiatan yang berlangsung mulai dari April hingga awal Mei 2011

Darbi's Info

      DLD for teachers ; Alhamdulillah, Congrats for bro Joko, Hary, and Maulana. Ofcourse for  sis Nurul, Wiwit, Ainz, Aida and Peppy. We hope, you’ll be the next.. Amien

DARBI TAKWA

DARBI TAKWA
DISIPLIN : - Ingin anak murid kita datang tepat pada waktunya.., ? Yuk, kita mulai dari guru.

CAKUPAN KEBUTUHAN KHUSUS

Mungkin selama ini sering kali istilah SN ( special need ) atau kebutuhan khusus  berkelebat, terutama di kalangan pendidik. Namun tahukah kita, sebenarnya kategori kebutuhan khusus itu sejauh apa ? Nah, berikut uraian yang kami cuplik dari jakartahomeschoolingmyblog mudah-mudahan dapat memberi sedikit wacana tentang kebutuhan khusus.
Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan (bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, mental-intelektual, social, emosional) dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Dengan demikian, meskipun seorang anak mengalami kelainan/ penyimpangan tertentu, tetapi kelainan/penyimpangan tersebut tidak signifikan sehingga mereka tidak memerlukan pelayanan pendidikan khusus, anak tersebut bukan termasuk anak dengan kebutuhan khusus.

Ada bermacam-macam jenis anak dengan kebutuhan khusus, tetapi khusus untuk keperluan pendidikan inklusi, anak dengan kebutuhan khusus akan dikelompokkan menjadi 9 jenis. Berdasarkan berbagai studi, ke 9 jenis ini paling sering dijumpai di sekolah-sekolah reguler. Jika di luar 9 jenis tersebut masih dijumpai di sekolah, maka guru dapat bekerjasama dengan pihak lain yang relevan untuk menanganinya, seperti anak-anak autis, anak korban narkoba, anak yang memiliki penyakit kronis, dan lain-lain. Secara singkat masing-masing jenis kelainan dijelaskan sebagai berikut :

1. Tunanetra/anak yang mengalami gangguan penglihatan

2. Tunarungu/anak yang mengalami gangguan pendengaran

3. Tunadaksa/mengalami kelainan angota tubuh/gerakan

4. Berbakat/memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa

5. Tunagrahita

6. Lamban belajar (slow learner) :

7. Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik

8. Anak yang mengalami gangguan komunikasi;

9. Tunalaras/anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku.

Dalam rangka pendidikan inklusi, pertama yang paling dibutuhkan adalah  identifikasi Secara umum tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional, dan/atau sensoris neurologis) dalam pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal), yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan program pembelajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
Demikian info singkat tentang kebutuhan khusus


Bakat dan Kepandaian yang dapat digali dari Anak  Kebutuhan Khusus

1.Kinetik Fisik (Bodily Kinesthic)
2.Bahasa (Linguistic)
3.Logika dan Matematis (Logical-Mathematical)
4.Musikalitas (Musical)
5.Pemahaman Alam (Naturalist Intelligence)

Anak Berkebutuhan Khusus? Musibah atau Tantangan?

                           Tiap sekolah memiliki kebijakan sendiri dalam hal penerimaan siswa baru dengan kebutuhan khusus dan biasanya disesuaikan dengan fasilitas dan kapabilitas seluruh anggota organisasi sekolah yang mendukung KBM di lingkungan sebuah sekolah. 

                Kehadiran anak-anak berkebutuhan khusus dapat dipandang sebagai musibah bagi guru yang membimbingnya.  Karena dianggap akan mengganggu stabilitas kelas dalam hal pencapaian target kurikulum dan nilai. Bahkan ada anggapan, kehadiran anak-anak berkebutuhan khusus hanya menambah beban kerja guru saja.   Dan pada akhirnya timbul pikiran “Mengapa anak seperti ini bisa diterima ya?”.  Masya Allah… Mari sama-sama kita istighfar jika tanpa kita sadari kita sebagai pendidik mungkin sempat terlintas pikiran-pikiran tersebut di atas.
               
                Hadirnya anak-anak berkebutuhan khusus dapat memberikan poin-poin plus bagi guru dan sekolah pada akhirnya.  Mengapa?  Dengan menerima anak-anak berkebutuhan khusus, itu artinya:

Bagi ananda berkebutuhan khusus,
·      Ananda merasa diakui keberadaannya.
·      Ananda dapat belajar dan berinteraksi langsung dengan orang-orang di sekitarnya.
·      Ananda akan merasa nyaman dan akan selalu terkenang sepanjang hidupnya.

Bagi orang tua,
·      Orang tua akan memberi apresiasi bagi sekolah yang mau menerima keberadaan anaknya.  Bukan tidak mungkin, orang tua tersebut akan memberi dukungan penuh pada program-program yang dilakukan sekolah. 
·      Orang tua yang merasa puas dengan penanganan anaknya yang berkebutuhan khusus sekolah dapat menjadi direct selling di luar lingkungan sekolah tanpa perlu diminta.

Bagi teman-teman sekolah,
·      Dapat menerima dan menghargai keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus.  Sehingga dapat memperhalus hati dan budi pekerti.
·      Meningkatkan rasa syukur nikmat.
·      Siswa dapat belajar langsung sebagai masyarakat kecil di lingkungan sekolah.

Bagi sekolah,
·      Menambah nilai plus (citra) sebuah sekolah.
·      Meningkatkan nilai jual sekolah saat penerimaan murid baru tanpa perlu banyak melakukan promosi.
·      Mendapat dukungan penuh dari orang tua dan masyarakat sekitar sekolah dalam melakukan program-program sekolah.
·      Bangga dengan keberadaan para pendukung organisasi sekolah seperti guru dan lain-lain.

Bagi guru,
·      Meningkatkan rasa syukur nikmat.
·      Menambah ilmu guru dalam menangani anak berkebutuhan khusus.
·      Dapat lebih dekat dengan Allah, karena kita sering curhat dengan Allah di sela-sela doa kita untuk ananda berkebutuhan khusus.
·      Meningkatkan kesabaran, dalam rangka menyusun bata-bata (pahala) yang akan membantu tegaknya Al Islam.
·      Guru akan merasakan kepuasan pribadi karena berhasil menemukan problem solving yang tepat bagi anak berkebutuhan khusus (setelah melakukan berbagai try and error).
·      Menjadi idola bagi ananda, orang tua, bahkan menjadi kebanggaan sekolah, dan diakui keberadaan oleh lingkungan sekitar.
·      Dan bagi guru yang sudah berkeluarga dan memiliki putra/I, dapat pula menerapkan ilmu yang dimiliki (yang diperoleh saat menangani anak berkebutuhan khusus) untuk menjadikan putra/I guru tersebut agar bisa menjadi yang terbaik.
·      Dapat berbagi pengalaman dengan teman-teman guru di lingkungan sekolah sendiri maupun di sekolah lain.
·      Bahkan mungkin mendapat penghargaan!
                
            Subhanallah… Jika kita amati, ternyata lebih banyak poin/keuntungan yang kita peroleh (sebagai guru) jika kita mau mencoba memberi ruang di hati kita untuk mau berbagi dengan anak-anak berkebutuhan khusus.

                Yakinlah, dengan bismillaahirrahmaanirrahiim… Allah akan meringankan langkah-langkah kita.  Karena Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kesanggupan hamba-Nya.

 Mengapa tidak kita coba anggap hadirnya anak-anak berkebutuhan khusus sebagai tantangan, sebagai ajang belajar, dan menggali ilmu untuk mencari tahu problem solving yang tepat bagi anak berkebutuhan tersebut. Karena dalam Islam, Allah menyukai hamba-Nya yang giat menuntut ilmu, dan sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu.  Bahkan ada istilah “Tuntutlah ilmu sampai ke negri Cina”.

Jika Allah telah berjanji demikian, mengapa pula kita masih harus berpikir panjang jika kita mendapat amanah untuk mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus?  Insya Allah, jika kita berpikir bisa, maka kita akan bisa! Allahu akbar! 

                                                                                              Salam semangat,
                                                                                                Siti Nurhawati