Showing posts with label Artikel Penulis. Show all posts
Showing posts with label Artikel Penulis. Show all posts

Sunday, 8 May 2011

Anak Berkebutuhan Khusus? Musibah atau Tantangan?

                           Tiap sekolah memiliki kebijakan sendiri dalam hal penerimaan siswa baru dengan kebutuhan khusus dan biasanya disesuaikan dengan fasilitas dan kapabilitas seluruh anggota organisasi sekolah yang mendukung KBM di lingkungan sebuah sekolah. 

                Kehadiran anak-anak berkebutuhan khusus dapat dipandang sebagai musibah bagi guru yang membimbingnya.  Karena dianggap akan mengganggu stabilitas kelas dalam hal pencapaian target kurikulum dan nilai. Bahkan ada anggapan, kehadiran anak-anak berkebutuhan khusus hanya menambah beban kerja guru saja.   Dan pada akhirnya timbul pikiran “Mengapa anak seperti ini bisa diterima ya?”.  Masya Allah… Mari sama-sama kita istighfar jika tanpa kita sadari kita sebagai pendidik mungkin sempat terlintas pikiran-pikiran tersebut di atas.
               
                Hadirnya anak-anak berkebutuhan khusus dapat memberikan poin-poin plus bagi guru dan sekolah pada akhirnya.  Mengapa?  Dengan menerima anak-anak berkebutuhan khusus, itu artinya:

Bagi ananda berkebutuhan khusus,
·      Ananda merasa diakui keberadaannya.
·      Ananda dapat belajar dan berinteraksi langsung dengan orang-orang di sekitarnya.
·      Ananda akan merasa nyaman dan akan selalu terkenang sepanjang hidupnya.

Bagi orang tua,
·      Orang tua akan memberi apresiasi bagi sekolah yang mau menerima keberadaan anaknya.  Bukan tidak mungkin, orang tua tersebut akan memberi dukungan penuh pada program-program yang dilakukan sekolah. 
·      Orang tua yang merasa puas dengan penanganan anaknya yang berkebutuhan khusus sekolah dapat menjadi direct selling di luar lingkungan sekolah tanpa perlu diminta.

Bagi teman-teman sekolah,
·      Dapat menerima dan menghargai keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus.  Sehingga dapat memperhalus hati dan budi pekerti.
·      Meningkatkan rasa syukur nikmat.
·      Siswa dapat belajar langsung sebagai masyarakat kecil di lingkungan sekolah.

Bagi sekolah,
·      Menambah nilai plus (citra) sebuah sekolah.
·      Meningkatkan nilai jual sekolah saat penerimaan murid baru tanpa perlu banyak melakukan promosi.
·      Mendapat dukungan penuh dari orang tua dan masyarakat sekitar sekolah dalam melakukan program-program sekolah.
·      Bangga dengan keberadaan para pendukung organisasi sekolah seperti guru dan lain-lain.

Bagi guru,
·      Meningkatkan rasa syukur nikmat.
·      Menambah ilmu guru dalam menangani anak berkebutuhan khusus.
·      Dapat lebih dekat dengan Allah, karena kita sering curhat dengan Allah di sela-sela doa kita untuk ananda berkebutuhan khusus.
·      Meningkatkan kesabaran, dalam rangka menyusun bata-bata (pahala) yang akan membantu tegaknya Al Islam.
·      Guru akan merasakan kepuasan pribadi karena berhasil menemukan problem solving yang tepat bagi anak berkebutuhan khusus (setelah melakukan berbagai try and error).
·      Menjadi idola bagi ananda, orang tua, bahkan menjadi kebanggaan sekolah, dan diakui keberadaan oleh lingkungan sekitar.
·      Dan bagi guru yang sudah berkeluarga dan memiliki putra/I, dapat pula menerapkan ilmu yang dimiliki (yang diperoleh saat menangani anak berkebutuhan khusus) untuk menjadikan putra/I guru tersebut agar bisa menjadi yang terbaik.
·      Dapat berbagi pengalaman dengan teman-teman guru di lingkungan sekolah sendiri maupun di sekolah lain.
·      Bahkan mungkin mendapat penghargaan!
                
            Subhanallah… Jika kita amati, ternyata lebih banyak poin/keuntungan yang kita peroleh (sebagai guru) jika kita mau mencoba memberi ruang di hati kita untuk mau berbagi dengan anak-anak berkebutuhan khusus.

                Yakinlah, dengan bismillaahirrahmaanirrahiim… Allah akan meringankan langkah-langkah kita.  Karena Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kesanggupan hamba-Nya.

 Mengapa tidak kita coba anggap hadirnya anak-anak berkebutuhan khusus sebagai tantangan, sebagai ajang belajar, dan menggali ilmu untuk mencari tahu problem solving yang tepat bagi anak berkebutuhan tersebut. Karena dalam Islam, Allah menyukai hamba-Nya yang giat menuntut ilmu, dan sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu.  Bahkan ada istilah “Tuntutlah ilmu sampai ke negri Cina”.

Jika Allah telah berjanji demikian, mengapa pula kita masih harus berpikir panjang jika kita mendapat amanah untuk mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus?  Insya Allah, jika kita berpikir bisa, maka kita akan bisa! Allahu akbar! 

                                                                                              Salam semangat,
                                                                                                Siti Nurhawati

Monday, 18 April 2011

Belajar Dari Fenomena Gerak

Baik anak-anak silahkan semua berdiri…, berdirilah ditempat yang memudahkan kalian untuk bergerak, serentak semua siswa berdiri. “Apa yang mau kita lakukan pak???” seru anak-anak. "Ikuti petunjuk Bapak ya, ingat kalian tetap ditempat, oke silahkan lihat Bapak, jika bapak bilang merah kalian mulai berjalan pelan, jika bapak bilang kuning mulai berlari pelan dan jika Bapak bilang hijau larilah sekencang-kencangnya…. Oke semua siap". Merah…… hijau…..,kuning….. , hijau……. Alhamdulillah semua sudah berolah raga, terimakasih silahkan duduk kembali.

“Apakah kalian tadi sedang bergerak?”, serentak semua siswa mengatakan “ya pak kami bergerak masa diam”. Baik sebutkan alasan kalian… “kita kan tadi jalan-jalan?”, “berlari nggak mungkin diam”. Jawaban ini sangat wajar disampaikan oleh siswa karena mereka meyakini dan memahami bahwa bergerak dalam persepsi mereka dan mungkin dari persepsi orang lain pada umumnya.

Sejarah mencatat fenomena gerak yang sebenarnya dalam konsep ilmu pengetahuan khususnya pelajaran IPA (Fisika). Newton adalah orang pertama yang meletakkan dasar-dasar ilmu fisika yang sedang berkembang pesat pada zamannya. Tak heran jika penulis buku 100 tokoh yang paling berpengaruh dalam  sejarah (MICHAEL H HART) tentang 100 tokoh yang paling berpengaruh didunia menempatkan Newton pada urutan ke-2, setelah Nabi Muhammad SAW. Newton dalam bukunya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1687) dan menggunakannya untuk membuktikan banyak hasil mengenai gerak objek. “Alam dan Hukum alam tersembunyi dalam malam, Tuhan berkata, Biar Newton jadi! Dan semua menjadi terang” (Alexander Pope). Ada pesan tersendiri dalam hukum gerak (Tinjauan Fisika), jika kita perhatikan disekeliling, pasti akan menganggap bahwa semua benda mati dalam keadaan diam, “benarkah” ???. coba jika kita berada diplanet lain dan meneropong ke bumi tentunya akan melihat bahwa bumi bergerak yang artinya seluruh benda dibumi ikut bergerak. Fenomena tersebut mengungkapkan bahwa semua yang ada dibumi dalam keadaan bergerak dan itu adalah sunatullah sebagai bukti kebesaran Allah SWT. Newton menterjemahkan sederhana bahwa gerak terjadi jika ada perpindahan dari posisi awal, ada dua hal yang dapat kita pelajari:

1. Mulailah berfikir diluar kebiasan
Kesibukkan yang kita lakukan sehari-hari membawa kita dalam jeratan rutinitas yang dapat membuat jebakan tersendiri, hal itu membuat diri kita merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan tidak berusaha mengembangkan hal-hal baru untuk meningkatkan kualitas keilmanan dan kualitas keilmuwan dalam mendukung kehidupan yang senantiasa berkembang. Ada satu hal yang menjadi prinsip utama jadilah untuk menjadi orang yang luar biasa.
2. Senantiasa perpindah posisi
Kita sepakati bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Sebagai seorang pendidik tentu  ada rasa ingin memperbaharui diri, baik dari segi keimanan, kesabaran, kepedulian, tanggung jawab dan keikhlasan. Hal itu dapat mengantarkan kita untuk menjadi seorang pendidik sejati sebagaimana Rasulullah SAW tidak pernah berhenti berda’wah dan senantiasa mencari-cari cara untuk menyampaikan risalah islam dengan sebaik-baiknya. sekolah adalah bagian dari da’wah. So…. Tunggu apalagi mari perbaharui posisi kita dimata Allah SWT, teman-teman sejawat, dan anak didik.

Oke… semuanya sudah jelas, jadi yang tadi kita lakukan bergerak atau tidak?....

ditulis oleh Mr. Maulana Suhadi - Guru Fisika SMPIT Darul Abidin